Jepara Dari Provinsi Mana
Kabupaten Jepara terletak di bagian utara provinsi Jawa Tengah. Itu berbatasan dengan Laut Jawa di utara dan barat, Kabupaten Pati dan Kudus di timur, dan Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga terdiri dari kepulauan Karimunjawa yang terletak di Laut Jawa.
Sorotan di hotel ini adalah Wi-Fi di seluruh properti.
Kampoeng wisata arifa terletak hanya dalam jarak 1.2 km dari hotel. Jepara Garden Resort letaknya sekitar 20 menit dengan berkendara dari Udara Yoga.
Menginap di Jepara Garden Resort, Anda akan berada 70 km dari bandara Internasional Ahmad Yani.
Anda dapat menikmati pemandangan kolam dari semua kamar.
Para tamu dapat menikmati waktu di bar teras.
Hotel ini menawarkan sarapan penuh dengan harga Rp 60,000 per orang per hari.
English, Spanish, Danish, Bahasa Indonesian, Javanese
Kalender Harga dan Ketersediaan Kamar
Periksa ketersediaan dan harga untuk tanggal Anda sekarang!
Informasi penting tentang Jepara Garden Resort
Alamatnya telah disalin.
Jl. Marsam RT 05 RW 06, Ngabul., Jepara, Indonesia, 59428 ,Jawa Tengah
Jl. Marsam RT 05 RW 06, Ngabul., Jepara, Indonesia, 59428 ,Jawa Tengah
Taman Bali Ngabul Jepara
Kampoeng wisata arifa
Kampoeng wisata arifa
8.5 Luar biasa | 38 ulasan5.3 km
8.2 Luar biasa | 17 ulasan7.6 km
8.9 Luar biasa | 7 ulasan8.0 km
8.8 Luar biasa | 56 ulasan8.1 km
8.5 Luar biasa | 106 ulasan8.3 km
8.6 Luar biasa | 34 ulasan8.5 km
8.2 Luar biasa | 15 ulasan8.5 km
8.1 Luar biasa | 90 ulasan8.6 km
7.9 Baik sekali | 11 ulasan8.7 km
8.4 Luar biasa | 4 ulasan8.7 km
9.2 Sempurna | 4 ulasan11.1 km
9.0 Sempurna | 20 ulasan11.2 km
8.8 Luar biasa | 14 ulasan13.3 km
Ulasan Jepara Garden Resort
7.6 /10
Semua ulasan yang ditampilkan berasal dari pengalaman tamu yang sesungguhnya. Hanya wisatawan yang pernah menginap di hotel kami yang dapat mengirimkan ulasan. Kami memverifikasi ulasan sesuai dengan pedoman kami dan mempublikasikan semua ulasan, baik positif maupun negatif.
Pernah menginap di sini?
hotelmix.id menggunakan cookie yang benar-benar diperlukan agar dapat berfungsi. Kami tidak mengumpulkan cookie analitis dan pemasaran.OKE
Kata orang, sekali seumur hidup harus mengunjungi Karimunjawa, surga tersembunyi di utara Pulau Jawa. Dan pelabuhan yang melayani penyeberangan ke pulau tersebut adalah Pelabuhan Kartini.
Terletak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Pelabuhan Kartini cukup mudah dijangkau walau hanya dengan menggunakan travel.
Menurut warga sekitar, pelabuhan ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan yang hendak ke Karimunjawa maupun warga lokal yang sehari-hari menyeberang dari Jepara ke Karimunjawa dan sebaliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelabuhan ini memiliki dua layanan penyeberangan, yaitu dengan kapal feri KMP Singijai dan Kapal Cepat Express Bahari dengan rute PP. Namun keberangkatan kapal-kapal tersebut memiliki jadwal yang berbeda dan lama perjalanan yang berbeda pula.
Kapal feri KMP Singijai memakan waktu hingga 4 jam sedangkan kapal cepat Express Bahari hanya 2 jam saja. Untuk jadwal keberangkatan dapat dilihat di akun Instagram Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara.
Dari pelabuhan ini, selain dapat melihat kapal-kapal nelayan, kita juga dapat melihat Kura-kura Ocean Park dari kejauhan.
Sayangya, pelabuhan ini masih tergolong sederhana, dengan ruang tunggu yang tidak begitu luas dan tidak eksklusif. Padahal, tidak sedikit wisatawan mancanegara yang sudah mulai melirik Karimunjawa.
Kamar dan ketersediaan
Tampilkan 1 tipe kamar lagiKurang
Jl. Marsam RT 05 RW 06, Ngabul., Jepara, Indonesia, 59428 ,Jawa Tengah
Bandara Internasional Ahmad Yani (SRG) 69.7 km
Parkir mobil di luar hotel
Tampilkan semua fasilitasSembunyikan fasilitas
Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini.
Sejarah Kabupaten Jepara
Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah Jawa. Di ujung sebelah utara pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu berasal dari daerah Yunnan Selatan yang kala itu melakukan migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.
Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara yang berarti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara sekarang ini serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.
Menurut seorang penulis Portugis bernama Tome Pires dalam bukunya “Suma Oriental”, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak. Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga.
Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan oleh ipar Faletehan/Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadirin, suaminya. Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.
Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar NIMAS RATU KALINYAMAT.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Di samping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak.
Sebagai seorang penguasa Jepara yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai RAINHA DE JEPARA”SENORA DE RICA, yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hamper 40 buah kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.
Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini dipimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai “QUILIMO”.
Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis di abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang disebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadiri. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala TRUS KARYA TATANING BUMI atau terus bekerja keras membangun daerah.