Kapan Musim Hujan Makassar 2023
Kapan Musim Hujan 2024?
Prakirawan Cuaca BMKG Wilayah IV Makassar Asriani Idrus menjelaskan bahwa musim penghujan khususnya di wilayah Makassar diperkirakan dimulai pada bulan Oktober.
"Kalau saat ini, diperkirakan musim hujan khusus wilayah Makassar itu bulan Oktober," terang Asriani kepada detikSulsel Senin (9/9/2024).
Asriani menambahkan durasi musim hujan normalnya akan berlangsung selama 6 bulan. Sehingga musim hujan yang akan datang diprediksi akan berlangsung mulai Oktober 2024 hingga Maret 2025.
"Kalau musim hujan kan normalnya sampai Maret 2025," katanya.
Berdasarkan hal itu, maka September ini wilayah Makassar masih dalam musim kemarau. Asriani mengatakan, adapun hujan yang turun beberapa hari belakangan di wilayah Makassar bukan tanda masuknya musim hujan.
"Belum (masuk musim hujan). Ini Hujan turun diperkirakan dua hari saja. Itu pun karena ada gangguan atmosfer, jadi bukan tanda-tanda masuk musim hujan. Karena mulai besok sudah mulai kering lagi," lanjut Asriani.
Persiapan Menghadapi Musim Hujan
Meskipun musim hujan diperkirakan masih sebulan lagi, namun masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri dari sekarang. Lebih lanjut, Asriani mengimbau agar masyarakat memperbaiki kualitas saluran irigasi dan drainase.
"Irigasi kan udah pada kering, mungkin sudah bisa mulai penggarukan drainasenya supaya agak kosong ya, supaya nanti pada saat musim hujan itu, aliran irigasinya lancar, tidak tersumbat," pungkasnya.
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Musim hujan di Makassar belum usai. Hingga kini, hujan masih kerap turun di berbagai titik di Kota Daeng.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV menyebut musm hujan di Makassar memang belum berakhir. Itu diungkapkan Prakirawan BMKG Wilayah IV, Amhar Ulfiana.
“Diprakirakan sampai bulan April,” terangnya kepada fajar.co.id melalui WhatsApp, Minggu (25/2/2024).
Spesifiknya, ia mengatakan musim hujan di Makassar berakhir pada dasarian II. Atau jangka waktu sepukuh hari berturut-turut prakiraan cuaca.
“Prakiraan hingga April II, dengan tolerasi +- 1 dasarian,” ungkapnya.
Berbeda dari lazimnya. Amhar Ulfiana menjelaskan, berakhirnya musim hujan di bulan April II terbilang tidak normal.
“Panjang musim hujan tahun 2023/2024 di Makassar ini diprakirakan lebih pendek dibanding normalnnya,” jelasnya.
Menurut Buku Prakiraan Musim Hujan Indonesia Tahun 2023/2024 yang dirilis BMKG, kata dia, musim hujan tahun ini di Makassar lebih pendek tiga dasarian.
“Lebih pendek lebih dari atau sama dengan 3 dasarian dibanding normalnya,” ucapnya.
Dalam arti lain, normalnya musim hujan di Makassar mestinya berakhir Mei dasarian II.
“Normalnya awal musim kemarau di Mei II, jadi akhir musim hujan di Mei I,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, hal tersebut dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya El Nino yang belum berakhir.
“Salah satunya El Nino. Kondisi El Nino sudah berlangsung selama 28 dasarian,” tandasnya. (Arya/Fajar)
KOMPAS.com - Memasuki bulan September, musim hujan tampaknya belum akan terjadi di Indonesia.
Awal musim hujan di Indonesia, menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan akan turun pada bulan November 2023 mendatang.
Musim kemarau dan cuaca yang panas masih melanda sebagian besar wilayah di Indonesia.
Akibat tingginya keragaman iklim di Indonesia, BMKG menjelaskan bahwa ini menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi serentak di seluruh wilayah.
Sementara, periode puncak musim hujan diperkirakan secara umum akan terjadi pada Januari dan Februari 2024.
"Musim Hujan pada tahun 2023/2024 umumnya akan tiba lebih lambat dibandingkan dengan biasanya. Curah hujan yang turun pada periode musim hujan 2023/2024 pada umumnya diprediksi akan normal dibandingkan biasanya,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers prakiraan musim hujan 2023/2024 di Jakarta, Jum’at (8/9/2023).
Meskipun demikian, imbuh Dwikorita, ada beberapa daerah yang diprediksi mengalami curah hujan yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan biasanya.
Baca juga: Kapan Musim Hujan Berakhir? BMKG: Maret dan April Masih Tinggi Hujan
Dwikorita menjelaskan, terjadinya awal musim penghujan umumnya berkaitan dengan peralihan Angin Timuran atau Monsun Australia menjadi Angin Baratan atau Monsun Asia.
Berdasarkan prediksi BMKG, angin Monsun Australia diperkirakan masih tetap aktif hingga November 2023, terutama di Indonesia bagian Selatan. Sedangkan angin Monsun Asia atau Angin Baratan, diperkirakan akan datang lebih lambat dari normalnya.
Sifat hujan di Makassar masih kategori normal
Sifat hujan di Makassar masih termasuk kategori normal. Vidyana menjelaskan sifat hujan ditetapkan berdasarkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama periode musim hujan terhadap rata-ratanya dalam rentang yang sama.
Jika perbandingannya kurang dari 85 persen, maka sifat hujannya di bawah norma. Jika perbandingannya 85-115 persen maka sifat hujannya normal. Kemudian jika perbandingannya lebih dari 115 persen maka sifat hujannya di atas normal.
"Curah hujan selama periode musim hujan untuk di zona musim tersebut ternyata akumulasinya pada kategori normal," kata Vidyana.
Prediksi awal musim hujan di Sulsel bervariasi
Dari data yang dipaparkan Vidyana, terlihat bahwa prediksi awal musim hujan di wilayah Sulawesi Selatan bervariasi. Pada bulan Oktober 2024, sebanyak 37,5 persen wilayah Sulawesi Selatan mulai memasuki musim hujan.
Selain seluruh wilayah Makassar, ada Enrekang, Parepare, Pinrang. Kemudian, sebagian besar Barru, Gowa, Maros, Pangkep, Tana Toraja serta bagian utara Bantaeng dan Takalar.
Kemudian, sebagian kecil barat Sidrap, bagian barat Bulukumba, Sinjai dan Soppeng, bagian barat dan selayan Luwu, bagian barat daya Bone dan Palopo serta bagian selatan Toraja Utara dan bagian utara Wajo.
Selanjutnya sebanyak 4,17 persen wilayah Sulawesi Selatan baru memasuki musim hujan pada Maret 2025 yaitu bagian timur Bone dan sebagian kecil utara Sinjai. Lanjut ke bulan April yang juga 4,17 persen yakni sebagian kecil utara Bone, sebagian kecil tengah Sidrap serta bagian tengah dan selatan Wajo.
Puncak musim hujan Makassar diprediksi pada Januari 2025
Sebagaimana awal masuk musim hujan yang bervariasi, maka puncak musim hujan di Sulsel juga bervariasi. Untuk Makassar, puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari 2025.
Di bulan Januari 2025, sebanyak 20, 83 persen wilayah mengalami puncak musim hujan. Selain Makassar, ada juga Jeneponto, Maros, Pangkep, Takalar, sebagian besar Gowa, bagian selatan Barru dan Soppeng serta bagian barat Bone dan Bantaeng.
Pada Oktober 2024, sudah ada 4,17 persen wilayah Sulawesi Selatan yang mengalami puncak musim hujan salah satunya yakni bagian selatan Luwu. Pada November juga ada 4,17 persen yakni bagian selatan Enrekang, sebagian tengah Luwu dan bagian utara Sidrap.
Di bulan Desember ada 12,5 persen wilayah yang meliputi seluruh wilayah Parepare dan Selayar, bagian utara Barru, bagian selatan Pinrang, bagian barat Soppeng dan Sidrap. Pada Februari ada 4,17 persen wilayah yang meliputi sebagian kecil utara Luwu dan sebagian besar Luwu Utara.
Pada April 2025 sebanyak 12,5 persen yaitu seluruh wilayah Luwu Timur, sebagian besar Toraja Utara dan Palopo, bagian utara dan barat Luwu Utara, sebagian kecil utara Luwu dan Tana Toraja.
Kemudian, pada Mei 2025 sebanyak 12,5 persen wilayah yang mencakup bagian timur Bone dan Bulukumba, bagian barat Pinrang dan Tana Toraja, serta bagian timur laut Sinjai.
Pada Juni 2025 ada 29,17 persen wilayah yang mencakup sebagian besar Bantaeng, Sinjai, Soppeng, Tana Toraja, Wajo, bagian utara dan barat daya Bone, bagian barat Bulukumba dan Sidrap, bagian utara Enrekang, bagian tengah Luwu, bagian selatan Palopo dan Toraja serta bagian timur Gowa dan Pinrang.
Baca Juga: BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Panas di Makassar
Kapan Musim Hujan 2024? Pertanyaan ini sudah banyak ditanyakan masyarakat memasuki bulan September ini.
Memasuki kuartal keempat, wilayah Indonesia biasanya mulai memasuki musim penghujan. Peralihan musim ini tentunya akan memengaruhi berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Untuk itu, informasi terkait peralihan musim penting diketahui oleh masyarakat. Terutama bagi mereka yang memiliki sumber kehidupan bergantung pada kondisi cuaca, seperti sektor pertanian, perikanan, kelautan, hingga transportasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan mengetahui kapan musim hujan, masyarakat dapat mempersiapkan diri menghadapi peralihan cuaca. Selain itu, informasi tentang musim hujan ini juga dapat digunakan untuk melakukan mitigasi bencana banjir.
Lantas kapan masuknya musim hujan 2024 ini? Simak berikut informasi selengkapnya menurut prediksi BMKG Makassar!
Makassar, IDN Times - Kota Makassar di Sulawesi Selatan belakangan memang dilanda cuaca yang cukup panas. Hal ini pun membuat publik menantikan kapan wilayah ini masuk musim hujan.
Forecaster Staklim Sulsel BMKG Wilayah IV Makassar, Vidyana Andika, memaparkan awal musim hujan di Kota Makassar akan terjadi mulai akhir bulan Oktober 2024 atau dasarian ketiga. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/10/2024).
Vidyana menjelaskan awal musim hujan ditandai dengan curah hujan selama satu dasarian atau 10 hari yang jumlahnya lebih dari 50 mm. Kondisi ini diikuti dua dasarian berikutnya atau jumlah curah hujan selama tiga dasarian berturut-turut lebih dari 150 mm.
"Untuk prediksi awal musim hujannya berada di Oktober dasarian ketiga. Karena dari Oktober dasarian ketiga sampai November kedua, curah hujannya sudah lebih dari 50 mm secara berturut-turut," kata Vidyana.
Wilayah Indonesia yang mengalami musim hujan
Lebih lanjut Dwikorita mengatakan, saat ini beberapa Zona Musim (ZOM) telah terkonfirmasi mulai mengalami musim hujan.
Wilayah-wilayah di Indonesia yang mulai mengalami musim hujan di antaranya sebagai berikut.
Selanjutnya, musim hujan akan terjadi di Sumatera bagian tengah dan selatan, secara hampir berurutan diikuti oleh Kalimantan, Jawa, hingga secara bertahap akan mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Maret hingga April 2024.
Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan memaparkan secara lebih detail bahwa pada bulan September 2023, terdapat sekitar 24 ZOM atau sekitar 3,4 persen wilayah yang akan memasuki awal musim hujan.
Baca juga: Kapan Awal Musim Hujan di Indonesia Tahun Ini? Ini Prakiraan BMKG
Ilustrasi hujan, musim hujan tiba.
Wilayah-wilayah tersebut meliputi sebagian Sumatera Barat dan Riau bagian selatan.
Sedangkan pada bulan Oktober 2023, sekitar 69 ZOM akan memasuki musim hujan yaitu provinsi seperti Jambi, Sumatera Selatan bagian utara, Jawa Tengah bagian selatan, sebagian wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian barat, dan sebagian besar Kalimantan Timur.
"Secara umum musim hujan diprediksi akan datang lebih lambat," imbuh Ardhasena.
Wilayah-wilayah tersebut di antaranya terjadi pada sekitar 446 ZOM (sekitar 63,8 persen wilayah) di seluruh Indonesia.
Sementara itu, sejumlah 22 ZOM, atau sekitar 3,2 persen, diprediksi akan mengalami awal musim hujan yang lebih awal atau MAJU.
"Serta terdapat juga sekitar 56 ZOM atau sekitar 8,0 persen wilayah Indonesia yang diprediksi akan mengalami awal musim hujan yang sama dengan rerata klimatologinya,” imbu Ardhasena.
Ardhasena menambahkan musim hujan 2023/2024 secara umum diprediksi akan bersifat normal, yaitu terjadi pada sekitar 566 ZOM atau pada sekitar 80,9 persen wilayah di Indonesia.
Baca juga: Banjir di Banyak Daerah, Kapan Puncak Musim Hujan Berakhir? Ini Penjelasan BMKG
Kendati demikian terdapat beberapa wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan dengan sifat di atas normal dengan curah hujan lebih tinggi dari rerata, serta wilayah yang diperkirakan akan bersifat di bawah normal.
Wilayah dengan curah hujan di bawah normal, menurut prediksi BMKG terjadi di wilayah berikut.
Wilayah dengan curah hujan di atas normal, menurut prediksi BMKG terjadi di wilayah berikut.
Baca juga: BMKG Pastikan Prakiraan Musim Hujan Lebih Akurat 2022-2023
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan prakiraan akhir musim kemarau dan awal musim hujan tahun 2023 di wilayah Indonesia. BMKG memprediksi awal musim hujan di Indonesia akan terjadi pada bulan November 2023.
Meski begitu, menurut Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati, akhir musim kemarau dan awal musim hujan tahun 2023 di wilayah Indonesia waktu akan terjadinya berbeda-beda tergantung wilayahnya. Hal ini disampaikan dalam Konferensi Pers Prakiraan Awal Musim Hujan 2023/2023.
Dalam Konferensi Pers Prakiraan Awal Musim Hujan 2023/2023, Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati menjelaskan tentang prakiraan terjadinya awal musim hujan di Indonesia untuk periode tahun 2023/2024. Kapan awal musim hujan 2023 di Indonesia?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulanya Dwikorita memaparkan, awal musim hujan umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin timuran atau angin dari arah Australia atau disebut Monsun Australia yang beralih menjadi angin baratan atau Monsun Asia, yaitu angin yang berasal dari arah Benua Asia.
Dwikorita menjelaskan, angin yang berasal dari Benua Asia membawa uap-uap air dari Samudera Pasifik di sekitar Asia. Ini maka diharapkan akan segera memberikan awan-awan hujan yang kemudian mendatangkan awal musim hujan di wilayah Indonesia.
"Angin yang berasal dari Benua Asia membawa uap-uap air Pasifik di sekitar Asia, maka diharapkan akan segera memberikan awan-awan hujan dan mendatangkan awal musim hujan di wilayah Indonesia," jelasnya dalam Konferensi Pers Prakiraan Awal Musim Hujan 2023/2023, Jumat (8/9/2023).
Berdasarkan prediksi BMKG, lanjut Dwikorita, angin timuran yang berasal dari Australia diprediksi masih tetap aktif sampai bulan November 2023. Terutama di Indonesia bagian selatan, yang paling dekat dengan wilayah Australia.
Sementara itu, angin baratan yang berasal dari Benua Asia diprediksi akan datang lebih lambat dari normalnya. Sehingga awal musim hujan 2023 di Indonesia diprediksi akan terjadi pada bulan November 2023. Ini berlangsung mundur dan tidak terjadi serentak.
"Awal musim hujan secara umum diprediksi akan terjadi pada bulan November 2023, namun karena tingginya keragaman iklim di Indonesia menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah," jelas Dwikorita.
Menurut prediksi BMKG, hingga akhir Agustus 2023, beberapa ZOM (zona musim) sudah memasuki musim hujan, yaitu meliputi sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau.
Sebelumnya, Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati mengungkapkan, untuk wilayah Jawa dan Sumatera, musim kemarau tahun 2023 kemungkinan berakhir hingga akhir bulan Oktober 2023. Dengan demikian, per bulan November 2023, Jawa dan Sumatera akan segera memasuki musim penghujan.
"Tapi di wilayah lain seperti Nusa Tenggara musim kemarau bisa sampai akhir tahun bahkan awal tahun. Jadi tidak seragam berakhirnya," jelasnya saat ditemui awak media dalam acara Peluncuran Program SDM "Unggul" dan Peresmian Mitra BMKG dengan 10 Universitas Inggris, di Auditorium BMKG (Gedung A) Jl Angkasa 1 No 2, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, pada Kamis (7/9/2023).
Meski berakhir berbeda di setiap wilayahnya, Dwikorita menyampaikan musim kemarau tahun 2023 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena terasa lebih kering. Dia juga menyampaikan agar masyarakat bersiap karena musim kemarau ini mungkin hanyalah awal dari musim kemarau panjang lainnya.
Simak Video 'Puncak Musim Hujan Diprediksi Terjadi Januari-Februari 2024':
[Gambas:Video 20detik]
HARIAN.NEWS, MAKASSAR – Forecaster Staklim Sulsel BMKG Wilayah IV Makassar, Vidyana Andika menyebut, puncak musim hujan di Makassar diperkirakan akan terjadi pada Januari 2025.
“Di bulan Januari 2025, sebanyak 20, 83 persen wilayah mengalami puncak musim hujan,”jelasnya, Minggu (1/10/2024).
Selain Makassar, ada juga Jeneponto, Maros, Pangkep, Takalar, sebagian besar Gowa, bagian selatan Barru dan Soppeng serta bagian barat Bone dan Bantaeng.
Baca Juga : Pjs Wali Kota Makassar Pimpin Rakor Sabtu Bersih, Antisipasi Banjir dan Jaga Kebersihan Lingkungan
Sebelum itu, pada Oktober 2024, sudah ada 4,17 persen wilayah Sulawesi Selatan yang mengalami puncak musim hujan salah satunya yakni bagian selatan Luwu.
“Pada November juga ada 4,17 persen yakni bagian selatan Enrekang, sebagian tengah Luwu dan bagian utara Sidrap,”
Bulan Desember ada 12,5 persen wilayah yang meliputi seluruh wilayah Parepare dan Selayar, bagian utara Barru, bagian selatan Pinrang, bagian barat Soppeng dan Sidrap.
Baca Juga : Gempa Magnitudo 4,4 Guncang Bali hingga Lombok
“Pada Februari ada 4,17 persen wilayah yang meliputi sebagian kecil utara Luwu dan sebagian besar Luwu Utara,”
Sementara itu, April 2025 sebanyak 12,5 persen yaitu seluruh wilayah Luwu Timur, sebagian besar Toraja Utara dan Palopo, bagian utara dan barat Luwu Utara, sebagian kecil utara Luwu dan Tana Toraja.
Kemudian, pada Mei 2025 sebanyak 12,5 persen wilayah yang mencakup bagian timur Bone dan Bulukumba, bagian barat Pinrang dan Tana Toraja, serta bagian timur laut Sinjai.
Baca Juga : Prakiraan Cuaca Kota Makassar dan Sekitarnya Hari ini 15 April 2024: Diprediksi Hujan
“Pada Juni 2025 ada 29,17 persen wilayah yang mencakup sebagian besar Bantaeng, Sinjai, Soppeng, Tana Toraja, Wajo, bagian utara dan barat daya Bone, bagian barat Bulukumba dan Sidrap, bagian utara Enrekang, bagian tengah Luwu, bagian selatan Palopo dan Toraja serta bagian timur Gowa dan Pinrang,”
Meski telah memaparkan prediksi BMKG, Vidyana meminta seluruh masyarakat untuk tetap memperhatikan prakiraan cuaca untuk lebih memastikan kepastian.
“Tentu saja selalu menyiapkan diri baik petani atau bukan, dan baik itu musim kemarau atau hujan, harus selalu siaga, pastiin informasi yang diterima dari data yang valid,” pungkasnya.
Baca Juga : Update, BMKG Prediksi Hari Idulfitri Makassar akan Diwarnai Hujan Ringan
Baca berita lainnya Harian.news di Google News
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hujan mengguyur beberapa wilayah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa (15/10/2024) siang.
Di depan Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Jl Sultan Alauddin, hujan terpantau cukup deras hingga menyebabkan genangan air di beberapa ruas jalan.
Tak hanya di wilayah selatan, hujan juga melanda bagian utara kota, seperti di Kecamatan Ujung Tanah dan kawasan kantor Gubernur Sulsel di Jl Urip Sumoharjo.
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memastikan bahwa hujan ini bukan pertanda datangnya musim penghujan.
Menurut Staf Prakiraan Cuaca BMKG, Farid, hujan tersebut dipicu oleh dua fenomena cuaca yang sementara, dan prediksi cuaca ke depan menunjukkan kondisi kering kembali.
Baca juga: Makassar Diprediksi Hujan 2 Hari, Puncaknya Januari 2025
"Hujan yang terjadi hari ini di Makassar bukanlah pertanda musim hujan. Berdasarkan prediksi, kondisi akan kembali kering mulai besok hingga 23 Oktober," kata Farid saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan bahwa musim penghujan di Kota Makassar diperkirakan baru akan dimulai pada akhir Oktober 2024.
Sementara itu, Farid menjelaskan dua fenomena yang memicu terjadinya hujan pada siang ini.
Pertama, suhu muka laut yang tinggi di Selat Makassar yang memicu hujan.
“Kedua, adanya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), atau gelombang awan hujan dari arah barat," jelas Farid.
Meskipun hujan cukup deras, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak dan tetap mengikuti perkembangan informasi prakiraan cuaca. (*)
Bisnis.com, MAKASSAR - Hujan akhirnya mengguyur Kota Makassar serta sebagian wilayah Kabupaten Maros dan Gowa, Sulawesi Selatan (Susel) pada Senin (23/10/2023) sore. Berdasarkan pantauan, hujan yang turun pertama kali pasca kemaruau ini berintensitas ringan dengan disertai petir dan awan tebal.
Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar Agusmin Hariansah mengatakan kondisi ini mengindikasikan wilayah Sulsel terutama bagian selatan telah mulai masuk masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Hal tersebut ditandai dengan terpantaunya awan Cumulonimbus yang mulai tumbuh dan mengarah ke langit Makassar.
Saat ini terpantau terdapat awan cumulonimbus yang tumbuh di atas wilayah Makassar dan sekitarnya, dimana awan tersebut dapat mengakibatkan hujan sedang disertai kilat atau petir dan angin kencang secara tiba-tiba. Namun jika hujan disertai petir yang terjadi seperti ini kemungkinan tidak berlangsung berturut-turut di hari berikutnya karena hanya merupakan salah satu tanda peralihan ke musim hujan.
"Awan cumulonimbus atau awan tumpukan akan membawa hujan besar yang masuk ke wilayah Makassar dan sekitarnya, itu merupakan hal normal dan tentunya sebagai masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan," jelas Agusmin di Makassar, Senin (23/10/2023).
Kondisi ini tentu bisa menjadi angin segar bagi kondisi iklim Makassar dan sekitarnya dan beberapa bulan belakangan mengalami kekeringan. Pemerintah Provinsi Sulsel bahkan sebelumnya telah menetapkan tiga daerah di wilayahnya masuk status tanggap darurat, yaitu Kota Makassar, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Jeneponto.
Status tersebut ditetapkan menyusul kekeringan yang melanda di daerah tersebut akibat dampak fenomena El Nino.
"Kekeringan sudah menyebabkan krisis air yang memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Oleh karena itu kami mulai meningkatkan status daerah-daerah itu menjadi tanggap darurat," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel